Muharram's Blog

Become Moslem Perfectly in The Manner of Holy Quran and Sunnah

Subscribe
Add to Technorati Favourites
Add to del.icio.us

Dauroh Ustadz Mubarak Bamu'allim

Diposting oleh Muharram Al-Balimbanji


Bismillahirrahmanirrahim. 

HADIRILAH!! Tabligh Akbar Bersama Ustadz Mubarak Bamu'allim, LC, MHI -hafizhahullah-  yang insya Allah akan diselenggarakan oleh Yayasan Ittiba'us Sunnah Palembang dengan agenda sebagai berikut:

Sabtu, 14 Muharram 1433/ 10 Desember 2011

Waktu    : Pukul 9:00 WIB s.d. Menjelang Ashar
Tempat  : Masjid Al-Imam Asy-Syafi'i Palembang
Alamat   : Jl. Ki Anwar Mangku Lr Asli (Jl. DI. Panjaitan Lr. Sikam), Palembang
Tema      : Tazkiyatun Nufus (Metode Penyucian Jiwa)

dilanjutkan pada;

Waktu    : Pukul 18:30 s.d. Ba'da Isya
Tempat  : Masjid Al-Aqobah 1 PT Pusri Palembang
Alamat   : PT PUSRI Palembang, Jalan May Zen Ilir Timur II Palembang
Tema      : Sebab-Sebab Datangnya Musibah

Ahad, 15 Muharram 1433/ 11 Desember 2011

Waktu    : Pukul 9:00 WIB s.d. Menjelang Zhuhur
Tempat  : Masjid Al-Imam As-Syafi'i Palembang
Alamat   : Jl. Ki Anwar Mangku Lr Asli (Jl. DI. Panjaitan Lr. Sikam), Palembang
Tema      : Sittu Durar (Enam Pilar Pokok Ajaran Islam)

yang kesemuanya insya Allah akan diisi oleh pemateri yakni Ustadz Mubarak Bamu'allim, Lc, MHI -hafizhahullah- Dosen sekaligus Pembantu Ketua III Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Ali Bin Abi Thalib Surabaya.

Insya Allah acara ini juga akan disiarkan secara online di Radio Hanif Prabumulih dengan alamat http://hanifonair.blogspot.com

Acara ini gratis untuk semua kalangan umat islam, khususnya di daerah Palembang dan sekitarnya. Mari kita hadiri acara yang penuh berkah ini, dan ajaklah teman, kerabat, dan keluarga kita untuk mengambil faidah ilmu dari kegiatan ini. 

Dan ingatlah bahwa Allah menjanjikan kebaikan yang sangat banyak bagi para pencari ilmu agama. 

Informasi Hubungi:
1. Muhammad Fathurrahman (085640040340)
2. Hasbi (081368430430)
3. Muharram (085788906050)




Maaf-Maafan Sebelum Ramadhan

Diposting oleh Muharram Al-Balimbanji

Dikutip dari KonsultasiSyariah.com.


Pertanyaan:

Assalamu ‘alaikum. Benarkah isi sms maaf-maafan yang marak tersebar akhir-akhir ini? Isinya:

Ketika Rasullullah sedang berkhutbah pada Shalat Jum’at (dalam bulan Sya’ban), beliau mengatakan Amin sampai tiga kali, dan para sahabat begitu mendengar Rasullullah mengatakan Amin, terkejut dan spontan mereka ikut mengatakan Amin. Tapi para sahabat bingung, kenapa Rasullullah berkata Amin sampai tiga kali. Ketika selesai shalat Jum’at, para sahabat bertanya kepada Rasullullah, kemudian beliau menjelaskan: “ketika aku sedang berkhutbah, datanglah Malaikat Jibril dan berbisik, hai Rasullullah Amin-kan do’a ku ini,” jawab Rasullullah.


Do’a Malaikat Jibril adalah: “Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:
1) Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada);
2) Tidak bermaafan terlebih dahulu antara suami istri;
3) Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.

Abu yahya (tegal**@***.com)


Jawaban:

Wa’alaikumussalam warahmatullah.

Hampir semua orang yang menuliskan hadis ini tidak ada yang menyebutkan periwayat hadisnya. Setelah dicari, hadis ini pun tidak ada di kitab-kitab hadis. Setelah berusaha mencari-cari lagi, saya menemukan ada orang yang menuliskan hadis ini kemudian menyebutkan bahwa hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah, 3:192 dan Ahmad, 2:246, 254. Ternyata, pada kitab Shahih Ibnu Khuzaimah, 3:192, juga pada kitab Musnad Imam Ahmad, 2:246 dan 2:254 ditemukan hadis berikut:

عن أبي هريرة  أن رسول الله صلى الله عليه و سلم رقي المنبر فقال : آمين آمين آمين فقيل له  يارسول الله ما كنت تصنع هذا ؟ ! فقال : قال لي جبريل : أرغم الله أنف عبد أو بعد دخل رمضان فلم يغفر له فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد أدرك و الديه أو أحدهما لم يدخله الجنة فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد ذكرت عنده فلم يصل عليك فقلت : آمين  قال الأعظمي : إسناده جيد

“Dari Abu Hurairah; Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam naik mimbar lalu bersabda, ‘Amin … amin … amin.’ Para sahabat bertanya, ‘Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?’ Kemudian, beliau bersabda, ‘Baru saja Jibril berkata kepadaku, ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadan tanpa mendapatkan ampunan,’ maka kukatakan, ‘Amin.’ Kemudian, Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun itu tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua),’ maka aku berkata, ‘Amin.’ Kemudian, Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang tidak bersalawat ketika disebut namamu,’ maka kukatakan, ‘Amin.”” (Al-A’zhami berkata, “Sanad hadis ini jayyid.”)

Hadis ini dinilai sahih oleh Al-Mundziri dalam At-Targhib wa At-Tarhib, 2:114, 2:406, 2:407, dan 3:295; juga oleh Adz-Dzahabi dalam Al-Madzhab, 4:1682. Dinilai hasan oleh Al-Haitsami dalam Majma’ Az-Zawaid, 8:142; juga oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Al-Qaulul Badi‘, no. 212; juga oleh Al-Albani di Shahih At-Targhib, no. 1679.

Dari sini, jelaslah bahwa kedua hadis di atas adalah dua hadis yang berbeda. Entah siapa orang iseng yang membuat hadis pertama. Atau mungkin, bisa jadi pembuat hadis tersebut mendengar hadis kedua, lalu menyebarkannya kepada orang banyak dengan ingatannya yang rusak, sehingga makna hadis pun berubah.

Bisa jadi juga, pembuat hadis ini berinovasi membuat tradisi bermaaf-maafan sebelum Ramadan, lalu sengaja menyelewengkan hadis kedua ini untuk mengesahkan tradisi tersebut. Yang jelas, hadis yang tersebat luas itu tidak ada asal-usulnya. Kita pun tidak tahu siapa yang mengatakan hal itu. Sebenarnya, itu bukan hadis dan tidak perlu kita hiraukan, apalagi diamalkan.

Meminta maaf itu disyariatkan dalam Islam. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

من كانت له مظلمة لأخيه من عرضه أو شيء فليتحلله منه اليوم قبل أن لا يكون دينار ولا درهم إن كان له عمل صالح أخذ منه بقدر مظلمته وإن لم تكن له حسنات أخذ من سيئات صاحبه فحمل عليه

“Orang yang pernah menzalimi saudaranya dalam hal apa pun, maka hari ini ia wajib meminta agar perbuatannya tersebut dihalalkan oleh saudaranya, sebelum datang hari saat tidak ada ada dinar dan dirham, karena jika orang tersebut memiliki amal saleh, amalnya tersebut akan dikurangi untuk melunasi kezalimannya. Namun, jika ia tidak memiliki amal saleh maka ditambahkan kepadanya dosa-dosa dari orang yang ia zalimi.” (H.r. Bukhari, no. 2449)

Kata “اليوم” (hari ini) menunjukkan bahwa meminta maaf itu dapat dilakukan kapan saja, dan yang paling baik adalah meminta maaf dengan segera karena kita tidak tahu kapan ajal menjemput.

Dari hadis ini jelaslah bahwa Islam mengajarkan untuk meminta maaf, jika kita berbuat kesalahan kepada orang lain. Adapun meminta maaf tanpa sebab dan dilakukan kepada semua orang yang ditemui maka itu tidak pernah diajarkan oleh Islam.

Jika ada yang berkata, “Manusia ‘kan tempat salah dan dosa. Mungkin saja kita berbuat salah kepada semua orang tanpa disadari.”

Yang dikatakan itu memang benar, namun apakah serta-merta kita meminta maaf kepada semua orang yang kita temui? Mengapa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan para sahabat tidak pernah berbuat demikian? Padahal, mereka adalah orang-orang yang paling khawatir akan dosa. Selain itu, kesalahan yang tidak disengaja atau tidak disadari itu tidak dihitung sebagai dosa di sisi Allah ta’ala. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam,

إن الله تجاوز لي عن أمتي الخطأ والنسيان وما استكرهوا عليه

“Sesungguhnya, Allah telah memaafkan umatku yang berbuat salah karena tidak sengaja, karena lupa, atau karena dipaksa.” (H.r. Ibnu Majah, no. 1675; Al-Baihaqi, 7:356; Ibnu Hazm dalam Al-Muhalla, 4:4; dinilai sahih oleh Al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah)

Dengan demikian, orang yang “meminta maaf tanpa sebab” kepada semua orang bisa terjerumus pada sikap ghuluw (berlebihan) dalam beragama. Begitu pula, mengkhususkan suatu waktu untuk meminta maaf dan dikerjakan secara rutin setiap tahun tidak dibenarkan dalam Islam dan bukan ajaran Islam.

Hal lain yang menjadi sisi negatif tradisi semacam ini adalah menunda permintaan maaf terhadap kesalahan yang dilakukan kepada orang lain hingga bulan Ramadan tiba. Beberapa orang, ketika melakukan kesalahan kepada orang lain, tidak langsung minta maaf dan sengaja ditunda sampai momen Ramadan tiba, meskipun harus menunggu selama 11 bulan.

Meski demikian, bagi orang yang memiliki kesalahan bertepatan dengan Sya’ban atau Ramadan, tidak ada larangan memanfaatkan waktu menjelang Ramadan untuk meminta maaf pada bulan ini, kepada orang yang pernah dizaliminya tersebut. Asalkan, ini tidak dijadikan kebiasaan, sehingga menjadi ritual rutin yang dilakukan setiap tahun dan dilakukan tanpa sebab.

Wallahu a’lam.

Diambil dari situs kangaswad.wordpress.com, dengan beberapa penambahan oleh Ustadz Ammi Nur Baits.


Mengecek Status Hadits Melalui Situs Dorar.Net

Diposting oleh Muharram Al-Balimbanji


بســــــم الله الرحمن الرحيـــــم
Situs dorar.net atau situs Ad Durarus Saniyyah, adalah situs islami yang diasuh oleh Asy Syaikh Alwi bin Abdul Qadir Assegaf Hafizhahullah. Situs dorar.net memuat banyak info dan artikel bermanfaat yang sejalan dengan manhajahlussunnah wal jama’ahinsya Allah. Salah satu fitur bermanfaat yang disajikan oleh web ini adalah aplikasi web untuk mengecek keshahihan hadits menurut pendapat para ulama hadits di kitab-kitab mereka. Fitur ini sangat membantu sekali untuk mengecek status hadits dengan cepat. Namun, untuk memanfaatkan fitur ini, anda disyaratkan memiliki 2 hal:
  • Sedikit kemampuan bahasa arab
  • Potongan teks hadits yang akan dicari dalam bahasa arab, bukan terjemahan.
Berikut ini kami bahas bagaimana cara memanfaatkan fitur tersebut. Sebagai contoh, kita akan mengecek status hadits yang mengatakan bahwa tidurnya orang puasa adalah ibadah, namun kita asumsikan bahwa kita tidak ingat teks lengkap haditsnya, kita hanya ingat hadits tersebut mengandung kata الصائم (orang yang berpuasa) dan عبادة (ibadah).
Langkah 1
Akses alamat http://dorar.net
Langkah 2
Plih tab الموسوعة الحديثية
Langkah 3
Anda akan melihat input box bertuliskan: بحث سريع في الموسوعة الحديثية
Sebenarnya di kotak ini anda dapat memasukkan potongan hadits yang akan dicari, namun kami sarankan untuk meng-klik tulisan بحث متقدم dibawahnya untuk mendapatkan fitur pencarian yang lebih lengkap.
Langkah 4
Anda berada di halaman khusus pencarian hadits. Anda juga bisa mengakses langsung halaman ini dengan alamathttp://dorar.net/enc/hadith
Ketik kedua kata tersebut, yaitu الصائم عبادة pada kotak pencarian. Jika komputer anda belum diset fasilitas font arabic-nya, anda cukup meng-klik tombol bergambar keyboard untuk membuka virtual arabic keyboard.
Lalu klik tombol بحث
Langkah 5
Aplikasi akan mencari hadits yang memuat kedua kata tersebut, baik yang keduanya bersandingan maupun terpisah oleh kata-kata lain. Berikut ini contoh hasil pencarian:
Keterangan gambar:
Merah → Hasil pencarian
Hijau → Jumlah hadits yang ditemukan dan kecepatan pencarian
Biru → Pengelompokkan hadits yang ditemukan berdasarkan kitab yang memuatnya atau nama ulama yang berpendapat
Langkah 6
Hasil pencarian:
Teks yang tercetak tebal adalah teks haditsnya:
نوم الصائم عبادة ، وصمته تسبيح ، ودعاؤه مستجاب ، وعمله مضاعف
Tidurnya orang yang puasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, doanya dikabulkan, amal ibadahnya dilipat-gandakan pahalanya
Keterangan hasil pencarian:
الراوي → Nama sahabat, tabi’in atau tabi’ut tabi’in yang meriwayatkan hadits. Dalam contoh di atas disebutkan: عبدالله بن أبي أوفى (Abdurrahman bin Abi Aufa)
المحدث → Nama ulama pakar hadits yang mengomentari. Dalam contoh di atas disebutkan: البيهقي (Al Baihaqi). Jika anda mengklik pada nama tersebut, akan keluar biografi ringkasnya.
المصدر → Nama kitab yang memuat perkataan / komentar ulama tersebut. Dalam contoh di atas disebutkan: شعب الإيمان (Syu’abul Iman). Jika anda mengklik namanya, akan keluar informasi ringkas mengenai kitab tersebut.
الصفحة أو الرقم → Nomor halaman atau nomor tempat dicantumkannya hadits yang dicari dalam kitab yang dimaksud. Dalam contoh di atas disebutkan: 3/1437.
خلاصة حكم المحدث → Ringkasan komentar dari ulama tersebut terhadap hadits. Dalam contoh di atas disebutkan: فيه معروف بن حسان ضعيف وسليمان بن عمرو النخعي أضعف منه. (Di dalam sanadnya terdapat Ma’ruf bin Hassan, ia dhaif. Dan juga terdapat Salman bin ‘Amr An Nakha’i, ia lebih dha’if dari pada Ma’ruf)
Dari satu hasil pencarian ini bisa kita simpulkan, Imam Al Baihaqi mendhaifkan hadits tersebut karena ada perawi yang lemah, sebagaimana perkataan beliau di kitabnya yaitu Syu’abul Iman (3/1437)
Bacalah hasil pencarian selanjutnya agar pencarian anda lebih komprehensif. Klik nomor halaman di bagian paling bawah untuk melihat halaman selanjutnya dari daftar hasil pencarian.
Langkah 7, selesai.
Hasil pencarian secara default ditampilkan berdasarkan relevansi dengan kata kunci yang digunakan. Namun, anda dapat mengurutkan hasil pencarian berdasarkan tahun wafat dari ulama yang berpendapat. Caranya dengan mengklik tulisan إعادة ترتيب النتائج حسب تاريخ وفاة المحدث. di atas hasil pencarian.
Dari kasus pencarian di atas, jika kita melihat komentar para ulama hadits, kita dapatkan bahwa hadits yang menyatakan bahwa tidurnya orang yang puasa adalah ibadah tidak ada yang shahih.
Fitur tambahan
Untuk menampilkan fitur pencarian yang lebih lengkap, klik tulisan بحث متقدم , akan muncul berbagai opsi seperti pada gambar berikut:
  • Centang pada tulisan بحث مطابق untuk melakukan pencarian yang mengandung kata kunci yang saling bersandingan, atau dengan kata lain persis sebagaimana kata kunci yang ditulis. Contoh, pencarian dengan kata kunci الصائم عبادة akan menghasilkan:
  • Bila anda menginginkan hasil pencarian menampilkan hadits yang tidak mengandung suatu kata, pada kotak النتائج لا تحتوي هذه الكلمات anda bisa memasukkan kata tersebut
  • Anda bisa mencari secara spesifik pada sebuah kitab atau berdasarkan nama seorang atau beberapa ulama dengan menyeleksinya di kotak المحدث dan الكتاب
  • Anda bisa menentukan jenis hasil pencarian, ada 5 pilihan:
    1. أحاديث صحيحة ومافي حكمها → Hanya menampilkan hasil pencarian dari kitab yang memuat hadits-hadits shahih saja
    2. أحاديث أسانيدها صحيحة وما في حكمها → Hanya menampilkan hasil pencarian dari kitab yang memuat hadits-hadits beserta sanadnya yang shahih.
    3. أحاديث ضعيفة وما في حكمها → Hanya menampilkan hasil pencarian dari kitab yang memuat hadits-hadits dhaif saja
    4. أحاديث أسانيدها ضعيفة وما في حكمها → Hanya menampilkan hasil pencarian dari kitab yang memuat hadits-hadits beserta sanadnya yang dha’if.
    5. الجميع → Semua jenis.
  • Centang pada تثبيت خيارات البحث jika anda ingin menggunakan opsi-opsi di atas untuk pencarian baru. Jika tidak dicentang, opsi-opsi yang anda pilih akan di-reset.
Beberapa catatan
  • Aplikasi ini hanyalah alat bantu. Untuk menyajikan data yang ilmiah, untuk keperluan karya tulis ilmiah misalnya, kami sarankan anda mengecek hasil pencarian anda pada kitab aslinya. Hal tersebut dapat anda lakukan lebih mudah karena sudah ada acuan nomor halaman atau nomor hadits.
  • Umumnya, hasil pencarian melalui web ini hanya menghasilkan kesimpulan hukum, shahih, hasan, dhaif, maudhu’ atau semisalnya. Bila ingin mengecek alasan atau hujjah ulama yang menyimpulkan hukum tersebut, silakan merujuk pada kitab aslinya.
  • Aplikasi ini tentu tidak memuat seluruh hadits Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, sehingga hadits yang tidak ada dalam aplikasi ini belum tentu hadits palsu. Namun juga sebaliknya, kita tidak bermudah-mudah menganggap sebuah perkataan sebagai hadits Nabi sampai kita mengetahui sanadnya tercantum di salah satu kitab hadits dari para ulama.
  • Jika dalam melakukan pencarian anda menemukan istilah atau hal-hal yang membingungkan, seperti istilah-istilah jarh wa ta’dil (mis: shaduq, tsiqah, saaqith, mudallas, laa ba’sa bih, dll), atau adanya beberapa lafadz berbeda, dll, silakan bertanya kepada ustadz anda, dan jangan bermudah-mudah menyimpulkan hukum.
  • Tulisan ini dibuat pada tanggal 11 Juli 2011, tidak menutup kemungkinan situs dorar.net memperbaharui aplikasi ini di masa datang, sehingga langkah-langkah penggunaannya pun berbeda.
Penulis: Yulian Purnama, S.Kom.
Artikel Muslim.Or.Id